news - Lembaga Penerbangan dan Antariksa 
Nasional (Lapan) memperkirakan puncak aktivitas matahari akan terjadi 
antara tahun 2012 hingga 2015. Saat itu akan terjadi badai matahari.
Meski perlu diwaspadai, badai itu tidak sampai menghancurkan 
peradaban di muka bumi. Yang paling dirasakan adalah perubahan iklim 
yang sanget ekstrem.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Elly Kuntjahyowati dalam rilisnya yang diterima VIVAnews, Kamis 4 Maret 2010, menuturkan antariksa memang memiliki fenomena yang dinamis. 
Fenomena
 ini berupa cuaca antariksa. Cuaca antariksa disebabkan aktivitas 
matahari yang melontarkan miliaran ton partikel, plasma berenergi 
tinggi, dan radiasi gelombang elektromagnetik. Lontaran partikel dan 
radiasi yang mengarah ke bumi akan mempengaruhi lapisan atmosfer, sistem
 teknologi, serta aktivitas manusia di antariksa dan bumi.
Matahari,
 kata dia, sebenarnya memiliki siklus dan tidak diam. Matahari mengalami
 ledakan-ledakan yang bisa sampai ke bumi. Selain itu, matahari memiliki
 berbagai aktivitas yaitu medan magnet, bintik matahari, flare (ledakan 
matahari), lontaran massa korona, angin surya, dan partikel energetik. 
"Masyarakat
 banyak menghubungkan antara badai matahari tersebut dengan isu kiamat 
2012 yang berasal dari ramalan Suku Maya. Ternyata, dari hasil 
pengamatan Lapan, badai matahari tidak akan langsung menghancurkan 
peradaban dunia," kata dia. 
Efek badai tersebut yang paling 
utama akan dirasakan pada teknologi tinggi seperti satelit dan 
komunikasi radio. Satelit dapat kehilangan kendali dan komunikasi radio 
akan terputus.
Efek lainnya, aktivitas matahari juga 
berkontribusi terhadap perubahan iklim. Ketika ativitas matahari 
meningkat, maka matahari akan memanas. Akibatnya, suhu bumi meningkat 
dan iklim berubah. Partikel-partikel matahari yang menembus lapisan 
atmosfer bumi akan mempengaruhi cuaca dan iklim bumi. Dampak yang 
ekstrem peningkatan aktivitas matahari diduga dapat menyebabkan kemarau 
panjang. Namun, hal ini masih dikaji oleh para peneliti.
Untuk 
menenangkan masyarakat,  Lapan akan mengadakan sosialisasi mengenai 
Fenomena Cuaca Antariksa 2012 hingga 2015 pada acara seminar Center for 
Remote Sensing and Ocean Sciences (Cresos) International Symposium on 
South East Asia and Pasific Environtemt Problems and Satellite Remote 
Sensing di Universitas Udayana, Bali.






 







 

0 komentar:
Posting Komentar